Sunday, May 16, 2004

Menelusuri Pelacuran ABG di Pekanbaru, Riau Daratan

PEKANBARU SUMATRA

Mendongkrak Tarif dengan 'Handphone'

GELAK tawa Sari berderai sembari menempelkan telepon genggamnya di kuping sebelah kanan. Gadis ABG berusia 17 tahun dan memiliki body tinggi langsing itu terus berkomunikasi dengan sekali-sekali matanya menggoda pria yang melewatinya di lantai V Senapelan Plaza, Pekanbaru.

Sari yang tidak tamat SMU itu mengaku ketagihan dengan pil gila 'inex'. Karena itu tidak jarang dia mau saja diajak ke mana saja jika ada yang mau memberikan sebutir. ''Harganya mahal, saya nggak tahan jika sehari saja nggak nekan (triping-red),'' kata remaja berlesung pipit itu sambil terus memencet sejumlah angka di handphone-nya.

Menurut Sari, dirinya terjerembab di dunia sesat itu baru satu tahun. Akibat pergaulan bebas, sekolahnya pun menjadi korban. Semula dia termasuk anak yang pendiam, baik itu di rumah maupun di sekolah. Tapi setelah mulai mengenal cinta dengan seorang mahasiswa, dia sering diajak ke diskotek. Mulailah dirinya mengenal apa itu house music serta pil setan.

Malang baginya, karena ketagihan pil inex, tubuhnya mau saja diobok-obok oleh sang pacar. ''Saat itu semuanya telah saya serahkan kepada dia. Tapi setelah dia puas malah dia menggandeng cewek lain di depan mata saya sendiri,'' sungut ABG yang mengaku pernah berjilbab saat masih sekolah.

Entah pelarian atau ketagihan namanya, Sari bertambah larut dengan berbagai jenis obat yang diakuinya bisa menghilangkan semua masalahnya. Sementara untuk terus melanjutkan sekolah dirinya merasa tidak mood lagi. ''Tapi di sini yang mangkal di plaza banyak juga anak sekolah, malah ada yang masih SMP,'' ujar Sari.

Dengan wajah tertunduk Sari mengakui jika ditanya soal tarif bisa mencapai Rp 250 ribu hingga 300 ribu. ''Lumayanlah bisa untuk bayar rekening handphone dan beli inex,'' ujar cewek hitam manis yang mengaku tinggal di kawasan Pintu Angin, Jalan Sultan Syarif Qasyim.

Malah gadis yang pernah bercita-cita menjadi peragawati ini mengakui dengan menggenggam handphone bisa menaikkan tarif karena terasa lebih percaya diri dan terkesan kelas tinggi dalam menggaet pria berduit.

Diakuinya, tarif itu tidak mutlak. Ada juga pria yang disukainya, tanpa tarif dia langsung ke hotel. ''Saya punya pacar lagi Mas, dia sering membagi pil. Untuk satu pil saja saya mau diajak ke mana saja,'' katanya. Hebatnya, pacar Sari tidak pernah cemburu, di saat Sari di-booking salah seorang pria. Bahkan Andi, pacar Sari, siap mencarikan mangsa untuk Sari.

''Saya kurang suka dengan anak sekolah, karena banyak yang kere. Saya suka laki-laki yang agak mapan. Itu bisa terlihat dari penampilannya. Apalagi di kota ini banyak pengusaha yang berhasil,'' ujar Sari yang baru setahun mengenali dunia semipelacuran ini.

Tarif ABG yang lebih dikenal dengan istilah 'lontong' di Pekanbaru memang tergolong mahal. Untuk mendapatkan 'daun muda' itu bisa merogoh kocek minimal Rp 500 ribu. Tapi jika sudah berlangganan, terkadang bisa saja dengan sebutir inex dapat pelayanan gratis di penginapan.

Bisnis esek-esek para ABG ini sangat kentara di pusat pertokoan, seperti Matahari Plaza dan Senapelan Plaza. Apalagi Diskotek Orion, Senapelan Plaza di Jalan Teuku Umar buka siang pada Sabtu, dan Minggu.

Fenomena keberadaan ABG di pusat pertokoan sudah menjadi rahasia umum. Seperti di pusat pertokoan Matahari Plaza, Jl Pepaya, dengan berpakaian sedikit mencolok dan bergerombol mereka 'mejeng' seperti sedang menunggu seseorang.

Pada umumnya alasan mereka lebih menyukai plaza sebagai tempat mangkal antara lain dengan gampang ngajak shopping bila ada bos-bos yang ingin mem-booking.

Pada Sabtu dan Minggu mereka bergerombol mejeng di setiap lantai di Matahari Plaza. Dari cara berpakaian jelas kentara, antara lain T-shirt serta celana jins ketat hingga menampakkan perut dan sepatu berhak tinggi sambil menggenggam handphone.

Hari Sabtu, pemandangan di lantai V di Senapelan lebih hidup, karena ABG berkeliaran menunggu tawaran untuk naik ke atas (diskotek).

''Pada umumnya para ABG yang berkeliaran menunggu tawaran masuk ke diskotek adalah ABG kurang mampu. Mereka mau saja diraba-raba, asal ada yang mengajak naik ke atas,'' ujar Yudhi, salah seorang makelar ABG di lokasi tersebut. Tapi ABG yang nongkrong di plaza-plaza biasanya sudah memiliki langganan tetap.

ABG itu, lanjut Yudhi, sesampai di dalam diskotek akan melepaskan diri dari pembawanya. "Biasanya, para ABG seperti itu, lebih suka nongkrong di diskotek daripada diajak keluar. Jika ingin mengajak keluar, tunggu hingga dia 'on','' bisik pria yang mengaku hidup dari kelincahan menawarkan ABG.

Yudhi juga mengatakan bahwa tidak semua ABG yang mangkal mengintai mangsa dengan lagak sedikit mencuri perhatian. Ada juga sambil bermain video game.

Mereka dengan tertawa lepas bermain seperti anak-anak lainnya. ''Tapi itu sudah pasti ABG yang memiliki langganan, jadi nggak perlu lagi mencari,'' kata Yudhi.

Irna, salah seorang ABG yang masih duduk di bangku kelas II salah satu SMU swasta di Pekanbaru. Dia paling suka berjingkrak-jingkrak di tengah ingar-bingar musik diskotek. Karena itu setiap Sabtu, sepulang sekolah, Irna dan teman-temannya yang membawa pakaian ganti di tasnya langsung menuju Orion House Music di Senapelan Plaza.

Mereka tak mau disamakan dengan para 'lontong' yang siap melayani di penginapan ataupun hotel. Tetapi jika mereka mendapatkan pasangan yang membuat 'syur' di lantai diskotek, mereka rela diraba-raba, tapi dengan imbalan cukup setengah butir inex.

''Jangan samakan kami dengan lontong-lontong itu, kami tetap menjaga yang satu itu. Kalau hamil, bisa berabe hidup saya,'' cetus Irna, sambil menggoyang-goyang kepalanya.

Berbeda dengan Irna, rekannya Yuyun, 17, malah dengan menantang dirinya pernah di-booking laki-laki. Dengan alasan belajar bersama di rumah teman, Yuyun ternyata belajar di arena diskotek sambil 'triping'. ''Tapi yang mem-booking harus melalui seleksi, saya nggak mau yang gaek (tua). Pokoknya senang sama senang, saya nggak mikiran soal tarif, yang penting ada inex, gampanglah itu,'' ujar Yuyun.

Yuyun berterus terang bahwa dirinya kecandungan obat terlarang melalui salah seorang temannya. Sedangkan keperawanannya memang sudah amblas saat duduk di bangku kelas III SMP. Karena itu dia tidak lagi berpikir panjang untuk terjun ke bisnis esek-esek. ''Tapi saya bukan mencari uang, yang penting happy,'' tutur ABG yang mengaku asli Riau.

bersambung...

3 comments:

Anonymous said...

Khusus pekanbaru call aqu donk "erna" 082169008392 pin: 578adbec . terima jasa panggilan bwt pijat plus2, phonesex, bokingan, dijamin masih rapet n kenceng sayank :*

Anonymous said...

Khusus pekanbaru call aqu donk "erna" 082169008392 pin: 578adbec . terima jasa panggilan bwt pijat plus2, phonesex, bokingan, dijamin masih rapet n kenceng sayank :*

jasa online said...


Obat Aborsi Di Riau

Obat Aborsi Cod Di Riau

Obat Aborsi Riau

Obat Penggugur Kandungan Di Riau

Obat Peluntur Janin Di Riau

Obat Cytotec Asli Di Riau

Obat Terlambat Datang Bulan Di Riau




Obat Aborsi

Obat Penggugur Kandungan

Obat Cytotec Asli

Obat Peluntur Janin

Obat Pelancar Haid

Obat Aborsi Asli

Obat Aborsi Aman

Obat Aborsi Manjur

Obat Aborsi Tuntas

Obat terlambat Datang Bulan




Whatsapp: 0822 7999 9433
Bbm: DDB2 E229
Website Resmi: https://penggugur-janin.com/